Lompat ke konten
Beranda » Naskah Puisi SAGU AMBON Karya W.S. Rendra

Naskah Puisi SAGU AMBON Karya W.S. Rendra

  • oleh
Naskah Puisi SAGU AMBON Karya  W.S. Rendra
Naskah Puisi SAGU AMBON Karya W.S. Rendra

Naskah Puisi “SAGU AMBON” Karya : W.S. RendraTapi tahukah kalian yang dimaksud puisi itu apa? Sebelum memulai membuat puisi, pembaca sebaiknya mengetahui pengertian puisi atau makna puisi terlebih dahulu.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Puisi atau sajak merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima serta penyusunan larik dan bait. Biasanya puisi berisi ungkapan penulis mengenai emosi, pengalaman maupun kesan yang kemudian dituliskan dengan bahasa yang baik sehingga dapat berima dan enak untuk dibaca.

Beberapa para ahli dalam bidang sastra telah menjelaskan pengertian puisi, salah satunya adalah H.B Jassin, menurut beliau puisi adalah suatu karya sastra yang diucapkan dengan perasaan dan memiliki gagasan atau pikiran serta tanggapan terhadap suatu hal atau kejadian tertentu.

Sumardi, juga berpendapat bahwa puisi adalah sebuah karya sastra dengan menggunakan bahasa yang telah dipadatkan, dipersingkat serta diberi irama bunyi sehingga dan memiliki kata-kata bermakna kiasan atau imajinatif. James Reeves mengemukakan pula pengertian puisi. Menurut James puisi adalah ungkapan bahasa yang memiliki kaya serta daya pikat.

Selain Sumardi, H.B Jassin serta James Reeves, ahli sastra lain yaitu Herman waluyo berpendapat bahwa puisi adalah suatu karya sastra yang mengungkapkan pikiran serta perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan memfokuskan kekuatan bahasa dalam struktur fisik serta struktur batin.

Berikut Naskah Puisi “SAGU AMBON” Karya : W.S. Rendra

Ombak beralun, o, mamae

Pohon-pohon pala di bukit sakit.

Burung-burung nuri menjerit.

Daripada membakar masjid

daripada membakar gereja lebih baik kita bakar sagu saja.

 

Pohon-pohon kelapa berdansa.

Gitar dan tifa.

Dan suaraku yang merdu.

O, ikan,

O, taman karang yang bercahaya.

O, saudara-saudaraku,

lihat, mama kita berjongkok di depan kota yang terbakar.

 

Tanpa kusadari

laguku jadi sedih, mamae.

Air mata kita menjadi tinta sejarah yang kejam.

 

Laut sepi tanpa kapal layar.

Bumi meratap dan terluka.

Di mana nyanyian anak-anak sekolah?

Di mana selendangmu, nonae?

Di dalam api unggun aku membakar sagu.

Aku lihat permusuhan antara saudara itu percuma. Luka saudara lukaku juga.

9 Mei 2002

 

Demikian info tentang Naskah Puisi “SAGU AMBON” Karya : W.S. Rendra. Semoga ada manfaatnya

GURU BERKARYA
error: Content is protected !!