Lompat ke konten
Beranda » Burung Elang Flores (Spizaetus Floris)

Burung Elang Flores (Spizaetus Floris)

  • oleh
BURUNG ELANG FLORES (SPIZAETUS FLORIS)
 
Burung Elang Flores (Spizaetus floris) merupakan salah satu jenis raptor (burung pemangsa) endemik yang dipunyai Indonesia. Sayangnya elang flores yang merupakan burung pemangsa endemik flores (Nusa Tenggara) ini kini menjadi raptor yang paling terancam punah lantaran populasinya diperkirakan tidak melebihi 250 ekor sehingga masuk dalam daftar merah (IUCN Redlist) sebagai hewa yang sangat terancam punah (Kritis)

Ciri-ciri. Burung Elang Flores (Spizaetus floris)  mempunyai ukuran tubuh yang sedang, dengan tubuh dewasa berukuran sekitar 55 cm. pada bagian kepala berbulu putih dan terkadang mempunyai garis-garis berwarna coklat pada bagian mahkota.Elang flores merupakan raptor (burung pemangsa) endemik Nusa Tenggara yang hanya dapat ditemukan di pulau Flores, Sumbawa, Lombok, Satonda, Paloe, Komodo, dan Rinca.
Indonesia memiliki kekayaan fauna yang luar biasa. Alamnya yang luas, adalah tempat bagi berbagai jenis aves unik untuk hidup, seperti elang. Elang merupakan satu dari jenis burung pemangsa atau raptor. Di Indonesia terdapat sekitar 71 jenis raptor yang dapat ditemukan, dan 10 spesies diantaranya adalah raptor endemik. Elang endemik yang ada di Indonesia salah satunya adalah Elang Flores. Elang Flores merupakan jenis elang besar dengan ukuran sekitar 71-82 cm. Meski, namanya elang flores, burung ini dapat dijumpai di Pulau Lombok, Sumbawa, pulau kecil Satonda dan Rinca, serta di Pulau Flores, Nusa Tenggara.
Burung ini termasuk dalam genus Nesaetus atau elang tropis asia. Beberapa peneliti awalnya mengira elang ini adalah sejenis dengan Elang Brontok (Nisaetus cirrhatus) namun setelah diteliti, diambil kesimpulan bahwa Elang Flores adalah spesies elang yang berbeda sehingga diberi nama latin Nisaetus floris yang endemik di daerah Flores dan sekitarnya. Seperti jenis burung pemangsa lain, elang bertubuh bawah berwarna putih ini hidup di hutan dataran rendah di ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Teknik memangsanya yang mudah terlihat adalah berburu dari tenggeran dan terbang mengangkasa memanfaatkan aliran udara panas (thermal soaring). Saat ini, jumlah individu dewasa di seluruh persebarannya diperkirakan sekitar 100 pasang dengan daerah jelajah sekitar 10.000 kilometer persegi. Di Flores, salah satu wilayah persebarannya berada di kawasan hutan Mbeliling

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page