Lompat ke konten
Beranda » Burung Anis Gunung atau Gading

Burung Anis Gunung atau Gading

  • oleh
BURUNG ANIS GUNUNG ATAU  GADING
 
Burung Anis Gunung atau  Gading (Turdus poliocephalus) – Island Thrush. Anis gunung (merupakan salah satu jenis burung kicau yang memiliki lebih dari 50 subspesies yang biasanya dijumpai di daerah pegunungan Asia. Burung dari familia Turdidae dan genus Turdus ini memiliki sebutan lain jalak gading (untuk yang menghuni Gunung Lawu), dan maludan (bahasa Melayu). Salah satu dari subspesies burung ini dianggap spesies terpisah karena memiliki warna berbeda antara jantan dan betina.

Burung Anis Gunung atau  Gading  ini mungkin termasuk yang paling besar ukuran tubuhnya dari seluruh keluarga Thrush (Burung Anis). Suara kicauannya tidak terlalu menarik (begitu menurut penggemar burung). Di Indonesia burung ini sering ditemukan di berbagai tempat. Sedangkan penyebaran seluruh subspecies burung ini termasuk luas di sebagian wilayah Asia, Asia Tenggara sampai ke pulau-pulau di wilayah Pasifik.

Burung anis gunung memiliki panjang tubuh 17 sampai 25 cm dengan berat tubuhnya antara 40 dan 86 gram. Pada tubuh burung ini terdapat bagian berwarna coklat berangan dan kehitaman. Seluruh bulunya buram, dari kehitaman sampai coklat keabu-abuan tergantung pada rasnya, kecuali perut yang coklat berangan, dan kadang-kadang tunggir putih. Lingkar mata kuning. Iris berwarna coklat, paruh kuning, dan kaki kuning.

Sebagian besar subspesies dapat dijumpai di daerah pegunungan pada ketinggian di atas 2000 m dpl. Mereka tinggal di antara tumbuhan/semak lebat tetapi keluar ke tempat terbuka saat suasana tenang dan aman. Berkicau dari tenggeran pada pohon. Burung anis gunung memakan berbagai invertebrata seperti serangga (kebanyakan kumbang), laba-laba, siput, cacing tanah, serta bangkai dan bahkan reptil kecil. Ini juga akan mengambil buah dan biji, tergantung pada apa yang tersedia secara lokal. Teknik pencarian makannya dideskripsikan mirip dengan yang ada pada burung hitam, menyelidiki serasah daun dan cabang rendah dalam penutup yang padat, tetapi di beberapa tempat juga akan mencari makan di kanopi.

Di kalangan pendaki gunung di Jawa dan Sumatera, burung ini dikenal sebagai “sahabat pendaki” karena perilakunya yang suka mendampingi pendaki di jalur pendakian, sampai-sampai terbentuk mitos bahwa burung ini memandu pendaki, terutama membantu pendaki yang tersesat. Perilaku ini sebenarnya lebih didorong harapan sang burung untuk mendapatkan pakan dari remah atau sisa makanan yang dibawa pendaki.

Penyebaran Burung Anis Gunung di wilayah Indonesia termasuk luas, hampir di seluruh wilayah Indonesia burung ini ditemukan.
Dari 49 subspecies Burung Anis Gunung (Turdus poliocephalus), 13 subspecies Burung Anis Gunung tersebar di Indonesia dan dekat perbatasan Malaysia.
·loeseri Meyer de Schauensee, 1939 – Sumatra Utara
·indrapurae Robinson & Kloss, 1916 – Sumatra bagian Tengah
·fumidus Statius Muller, 1844 – gn Papandayan, gn Pangrango dan gn Gede, di Jawa Barat
·erythropleurus Sharpe, 1887 – Jawa Barat dan pesisir Selatan pulau Jawa
·javanicus Horsfield, 1821 – pegunungan di Jawa Tengah
·stresemanni M. Bartels, Jr, 1938 – gn Lawu, Jawa Timur
·whiteheadi (Seebohm, 1893) – pegunungan di Jawa Timur
·seebohmi (Sharpe, 1888) – Borneo Utara, wilayah Malaysia (Borneo (gn Kinabalu)
·hygroscopus Stresemann, 1931 – Sulawesi Selatan
·celebensis (Büttikofer, 1893) – Sulawesi bagian Barat Laut
·schlegelii P. L. Sclater, 1861 – Timor Barat
·sterlingi Mayr, 1944 – Timor Leste (dulu Timor Timur)
·deningeri Stresemann, 1912 – pulau Seram, Maluku
GURU BERKARYA
error: Content is protected !!