Lompat ke konten
Beranda » Unsur Instrinsik Puisi Ibu Karya Chairil Anwar

Unsur Instrinsik Puisi Ibu Karya Chairil Anwar

  • oleh
Puisi Ibu karya chairil Anwar

Perhatikan Puisi Ibu karya chairil Anwar, berikut ini !

 

IBU

(Chairil Anwar)

Pernah aku ditegur

Katanya untuk kebaikan

Pernah aku dimarah

Katanya membaiki kelemahan

Pernah aku diminta membantu

Katanya supaya aku pandai

Ibu…..

Pernah aku merajuk

Katanya aku manja

Pernah aku melawan

Katanya aku degil

Pernah aku menangis

Katanya aku lemah

Ibu…..

Setiap kali aku tersilap

Dia hukum aku dengan nasihat

Setiap kali aku kecewa

Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat

Setiap kali aku dalam kesakitan

Dia ubati dengan penawar dan semangat

Dan Bila aku mencapai kejayaan

Dia kata bersyukurlah pada Tuhan

Namun…..

Tidak pernah aku lihat air mata dukamu

Mengalir di pipimu

Begitu kuatnya dirimu….

Ibu….

Aku sayang padamu…..

Tuhanku….

Aku bermohon padaMu

Sejahterakanlah dia

Selamanya…..

 

Puisi Ibu karya chairil Anwar ini sangat menyentuh hati. Orang yang membacanya akan membuat mata berkaca–kaca disebabkan mirisnya katakata yang sangat menyentuh hati. Hal ini mengingatkan begitu besarnya pengorbanan seorang ibu untuk anaknya. Memang tidak diragukan lagi hasil karya sang penulis legendaris ini. Banyak hasilnya dicari orang yang menyenangi karya sastra. Selain puisi tentang ibu, banyak juga yang lainnya yang ditulis oleh Charil Anwar. Saya tertarik membahasnya karena tahu ada nilai yang bisa diambil setelah menganalisis puisi ini terkhususnya dengan menjabarkan satu persatu unsur instrinsiknya.

 

Berikut ini unsur instrinsik dari puisi Ibu karya Chairil Anwar.

(1) Tema adalah gagasan utama dari puisi baik yang tersirat maupun tersurat. Tema dari puisi “ibu” yang diciptakan oleh Chairil Anwar adalah sebuah perasaan terima kasih dari seorang anak kepada seorang ibu yang telah merawat dan membesarkannya dengan kasih sayang yang tulus.

(2) Tipografi disebut juga ukiran bentuk puisi. Tipografi adalah tatanan larik, bait, kalimat, frase, kata dan bunyi untuk menghasilkan suatu bentuk fisik yang mampu mendukung isi, rasa dan suasana. Tipografi dalam puisi “ibu” oleh Chairil Anwar adalah berbentuk lurus kebawah dan tertata rapi. Tidak ada yang berlebihan hanyalah suatu perasaan seorang anak yang mendalam bagi seorang ibu yangmungkin membacanya, sang pembaca akan terbawa pada suasana yang lebih tenang, sedih dan haru yang mendalam.

(3) Amanat atau pesan adalah sesuatu yang ingin disampaikan penyair melalui karyanya. Amanat dalam puisi tersebut adalah bagaimana seorang anak mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan yang maha kuasa atas berkat yang begitu berlimpah telah memberikan seorang ibu yang begitu mengasihinya dengan tulus dan dengan penuh kasih sayang yang sejati.

(4) Nada yaitu sikap penyair terhadap pembacanya, misalnya sikap rendah hati, menggurui, mendikte, persuasif, dan lain-lain. Nada dalam puisi tersebut adalah membuat sang pembaca membaca dengan nada yang miris dan penuh penghayatan akan sosok yang ada di dalam puisi tersebut.

(5) Rasa atau emosional adalah sentuhan perasaan penulisannya dalam bentuk kepuasan, keheranan, kesedihan, kemarahan atau yang lain. Rasa dalam puisi tersebut adalah merasakan sedih, terharu, dan rasa terima kasih.

(6) Perasaan adalah sikap pengarang terhadap tema (subjek matter) dalam puisinya, misalnya simpatik, konsisten, senang, sedih, kecewa, dan lain-lain. Pada puisi ini, penyair memiliki perasaan yang mengungkapkan terimakasih serta meminta maaf kepada sang ibu.

(7) Enjambemen adalah pemotongan kalimat atau frase diakhir larik, kemudian meletakkan potongan itu pada awal larik berikutnya. Tujuannya adalah untuk memberi tekanan pada bagian tertentu ataupun sebagai penghubung antara bagian yang mendahuluinya dengan bagian berikutnya. Puisi ini memiliki pengulangan kata depan yang terdapat disetiap dua barisnya (a-b-a-b).

(9) Kata konkret (imajinasi) adalah penggunaan kata-kata yang tepat (diksi yang baik) atau bermakna denotasi oleh penyair. Puisi yang berjudul “ibu” ini tidak terlalu memuat kata-kata kiasan atau majas yang berlebihan. Jadi, penggunaan kata konkret di dalam puisi ini sangat memiliki porsi yang banyak sehingga dapat membuat orang yang awam akan puisi dapat mengerti dengan mudah.

(10) Diksi adalah pilihan kata yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan dalam puisi. Diksi yang dipakai oleh penyair menggabarkan rasa hormat kepada ibu dan menunjukkan perasaan yang dalam karena menggunakan kata-kata yang dalam sehingga mampu menyentuh hati pembaca dan pendengar puisi ini.

(11) Akulirik adalah tokoh aku (penyair) di dalam puisi. Dalam puisi ini, penyair memerankan dirinya sebagai tokoh anak yang sedang berbicara kepada ibunya.

(12) Rima adalah pengindah puisi dalam bentuk pengulangan bunyi baik awal, tengah maupun akhir. Rima dalam puisi tersebut adalah dengan kata “ibu” dan peekanannya juga ada pada kata tersebut.

(13) Verifikasi adalah berupa rima (persamaan bunyi pada puisi, di awal, di tengah, dan di akhir); ritma (tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-lemahnya bunyi).Persamaan bunyi (rima) terdapat pada beberapa kata, seperti kata “ibu”. Ritma disini tergantung pada si pembaca puisi yang menjiwai puisi ini.

(14) Majas adalah cara penyair menjelaskan pikirannya melalui gaya bahasa yang indah dalam bentuk puisi. Majas dalam puisi tersebut adalah tata bahasa dan penekanan yang ada dalam puisi dengan judul “ibu” dan penyair menulis dengan gaya yang indah dan dapat dirasakan juga agi sang pembaca sehingga puisi tersebut dapat tersampaikan.

(15) Citraan (pengimajian) adalah gambar-gambar dalam pikiran, atau gambaran angan si penyair. Setiap gambar pikiran disebut citra atau imaji (image). Gambaran pikiran ini adalah sebuah efek dalam pikiran yang sangat menyerupai gambaran yang dihasilkan oleh penangkapan kita terhadap sebuah objek yang dapat dilihat oleh mata (indera penglihatan). Citraan dalam puisi “ibu” oleh chairil Anwar adalah menggambarkan apa yang dirasakn sang penulis dan seorang pembaca juga akan merasakan hal yang sama pada saat membaca puisi tersebut dengan penuh penghayatan.

 

Demikianlah analisis unsur instrinsik atau pembangun puisi Ibu karya Chairil Anwar tersebut. Dapat disimpulkan bahwa puisi memiliki suatu pesan yang mengandung nilai yang ingin disampaikan oleh penulis bagi para pembaca. Saya bahwa apresiasi adalah suatu kegiatan mengakrabi karya sastra untuk mendapatkan pemahaman, penghayatan, dan penikmatan terhadap karya itu hingga diperoleh kekayaan wawasan dan pengetahuan, kepekaan pikir, dan rasa terhadap berbagai segi kehidupan.

 

Relevansi dalam kehidupan manusia adalah tentang bagaimana cara menghormati seorang ibu. Mungkin semua manusia di dunia ini akan tiba pada suatu titik untuk melupakan kasih setia sang ibu, tetapi Charil hadir dan mengingatkan kembali tentang ibu. Dengan cara menjabarkan masa lalunya bersama sang ibu yang tetap memberikan nasihat dan teguran, walau terkadang mungkin ia merasa bosan mendengarnya. Kembali lagi pada titik tadi, akhirnya Charil sadar dan memahami kasih sayang sang ibu. Sebuah pribahasa menutup bagian ini: kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang jalan.

1 tanggapan pada “Unsur Instrinsik Puisi Ibu Karya Chairil Anwar”

Komentar ditutup.

GURU BERKARYA
error: Content is protected !!